Hari Kamis, 24 Oktober 2019 terjadi siswa SD Bakulan dievakuasi menuju titik kumpul. Terdapat 3 korban luka-luka. Namun, hal itu hanya merupakan simulasi bencana gempa bumi.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang rawan mengalami gempa bumi dan tsunami, hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki letak geografis yang berada di atas beberapa lempengan tektonik, di tengah-tengah daerah cincin api pasifik dan memiliki banyak gunung berapi.
Mengetahui kondisi letak geografis Indonesia yang rawan mengalami gempa bumi, maka masyarakat Indonesia harus selalu siap siaga untuk mengantisipasi datangnya bencana alam yang tidak diduga-duga. Semua pihak harus saling mengingatkan dan mengedukasi tentang mitigasi bencana alam ini, dengan harapan masyarakat bisa mengetahui dan memahami apa saja yang harus dilakukan jika suatu saat gempa bumi dan bencana lain datang. Dengan demikian diharapkan mampu meminimalisir jumlah korban jika bencana tiba-tiba melanda wilayahnya.
Berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia, khususnya Kabupaten Bantul yang pada tahun 2006 pernah terjadi gempa bumi dengan korban dan kerusakan yang banyak, maka SD Bakulan bekerjasama dengan BPBP Kabupaten Bantul menggelar simulasi tanggap bencana. Dalam pelaksanaannya, BPBD memberikan teori pentingnya mitigasi bencana dan cara melakukan evakuasi mandiri. Tidak hanya anak-anak dan pihak sekolah, orang tua pun terlibat dalam kegiatan ini.
Simulasi dilakukan dengan serius dan sangat menyerupai situasi terjadinya gempa bumi. Berbagai cara dan teknik diajarkan kepada anak-anak dan disimulasikan oleh seluruh pihak yang terlibat.Proses evakuasinya pun disimulasikan secara matang dan menyerupai kondisi aslinya. Pemilihan jalan, pemilihan cara menghindari bangunan dan cara menjauhi tempat yang mengalami kerusakan hebat pun disimulasikan oleh anak-anak dan pihak lainnya.
Dengan adanya simulasi ini, diharapkan warga sekolah memiliki bekal dan kesiapan untuk melakukan evakuasi mandiri jika terjadi bencana gempa bumi. Salam Tangguh!